Brajan (4/2/18). Markas Gerakan Sadaqah Sampah Kampung Brajan yang beralamat di Masjid Al Muharram Brajan, Tamantirto mendapat kunjungan studi dari Peserta Pendidikan Intensif Mubaligh Muda Muhammadiyah. Kunjungan ini merupakan salah satu materi dalam kurikulum pendidikan yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini. Pendidikan Mubaligh muda ini diselenggarakan setiap akhir pekan selama kurang lebih tiga bulan pendidikan. Peserta adalah para Mubaligh muda yang berasal dari berbagai daerah se D.I. Yogyakarta. Dalam kunjungan ini mereka belajar tentang bagaimana menggerakkan jama’ah dakwah jama’ah melalui pengelolaan shadaqah sampah berbasis eco masjid. Sehingga diharapkan mereka mendapat bekal untuk bisa melakukan pendekatan dakwah melalui pemberdayaan masyarakat. (ant)
Berita terkait:
MUHMMADIYAH.OR.ID, BANTUL – Tugas Mubaligh tidak hanya menyampaikan materi-materi Keislaman kepada masyarakat, namun harus mampu berkontribusi dalam peningkatan ekonomi masyarakat. Dengan demikian materi Pelatihan Intensif Mubaligh Muda Muhammadiyah Berkemajuan (PIM3B) yang diselenggarakan oleh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah mengajak untuk belajar bagaimana mengelola sampah di Desa Brajan Tamantirto Bantul, Ahad (4/02).
Peserta PIM3B diajak belajar dan mengobservasi pengelolaan sampah sebagai bagian dari pembinaan pemberdayaan masyarakat. Program ini merupakan bagian dari materi lapangan yang diusulkan oleh Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal.
Salah satu peserta PIM3B, Arya Gulang Ramadhana, memberikan tanggapan yang positif pada acara tersebut. “Materi ini sangat bermanfaat sekali bagi kami calon Mubaligh, terlebih bagaimana pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan sampah,” jelasnya.
“Saya pikir sampah menjadi bagian yang merugikan dan menjadi momok pemerintah saat ini, namun jika bisa mengelola dengan baik dan bisa dimanfaatkan ya dapat menghasilkan uang untuk menghidupan masyarakat,” imbuhnya.
Ia juga mengatakan berdakwah kepada masyarakat semestinya harus kreatif dan mampu mengatasi ekonomi masyarakat, sehingga dakwah kita dapat diterima oleh masyarakat.
Masyarakat, lanjutnya, membutuhkan kegiatan yang solutif kepada masyarakat. Jika masyarakat disuguhkan dengan kegiatan yang hanya bersifat wawasan akhirat saja, nampaknya belum bisa diterima dengan baik. Walaupun nantinya setelah kita diterima oleh masyarakat, tugas pokok sebagai Mubaligh adalah menyadarkan akan akhirat kepada masyarakat.
“Tujuan dari pelatihan ini diharapkan dapat menghasilkan Mubaligh dan Mubalighah Muhammadiyah yang dapat berbaur kepada masyarakat di berbagai daerah,” katanya.
PIM3B merupakan program pelatihan calon Mubaligh Muda yang diadakan oleh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Program ini sudah berlangsung sejak November 2017 dan pembinaan bertempat di Pondok Pesantren Budi Mulia Sleman serta Kantor PP Muhammadiyah. Peserta PIM3B berasal dari berbagai kalangan kader Muhammadiyah, seperti Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Pondok Pesantren Muhammadiyah, Sekolah Muhammadiyah, dan Masyarakat berbagai daerah di Indonesia. (Syifa)
Kontributor : Nuur Wachid